Kamis, 23 Juli 2020

PAI KELAS XI - IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT (BAB 1)

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT

A. Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah

adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.

Ada 3 tingkatan dalam beriman kepada kitab Allah, yaitu :

1.     Qotmil (membaca saja)

2.     Tartil (membaca dan memahami)

3.     Hafidz (membaca, memahami, mengamalkan dan menghafalkan.

Singkatnya kita sebagai umat Islam belum cukup beriman kepada kitab-kitab Allah swt saja, tetapi harus senantiasa membaca, mempelajari dan memahami isi kandungannya.

Sehingga kita tahu aturan-aturan dalamnya untuk selanjutnya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari

         Pengertian

 

o   Pengertian Kitab

Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.

 

o   Pengertian Suhuf

Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah.

 

B.                         B.   Ada persamaan dan perbedaan antara kitab dan suhuf.

o   Persamaan : Kitab dan suhuf sama-sama wahyu dari Allah.

o   Perbedaan : Isi kitab lebih lengkap daripada isi suhuf, kitab dibukukan sedangkan suhuf tidak dibukukan.

Allah menyatakan bahwa orang mukmin harus meyakini adanya kitab-kitab suci yang turun sebelum Al Qur’an seperti disebutkan dalam firman Allah :

QS. An-Nisa ayat 136

  

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya”. (QS An Nisa : 136)

 

Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan suhuf yang berupa lembaran-lembaran yang telah diturunkan kepada para nabi seperti Nabi Ibrahim a.s dan nabi Musa a.s. Firman Allah SWT .

Kitab-kitab Allah berfungsi untuk menuntun manusia dalam meyakini Allah SWT dan apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT berikut.

 

                                                 C.  Kitab-Kitab Allah

1. Kitab Taurat

Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israel.

Sesuai firman Allah swt 


Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku” (QS. Al-Isra’ [17]: 2)

 

Adapun isi kandungan kitab Taurat meliputi hal-hal berikut :

1.         Kewajiban meyakini keesaan Allah

2.         Larangan menyembah berhala

3.         Larangan menyebut nama Allah dengan sia-sia

4.         Supaya mensucikan hari sabtu (sabat)

5.         Menghormati kedua orang tua

6.         Larangan membunuh sesama manusia tanpa alasan yang benar

7.         Larangan berbuat zina

8.         Larangan mencuri

9.         Larangan menjadi saksi palsu

10.    Larangan mengambil hak orang lain

 

2. Kitab Zabur

Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as sebagai pedoman dan petunjuk bagi umatnya. Firman Allah

QS. Al Isra Ayat 55

 

 

Artinya: “Dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS. Al-Isra’ [17]: 55)

 

Kitab Zabur (Mazmur) berisi kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan-Nya. Selain itu berisi zikir, doa, nasihat, dan kata-kata hikmah. Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada Perjanjian Lama yang terdiri atas 150 pasal.

 

3. Kitab Injil

Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israel. Allah swt berfirman

QS. Al Maidah 46 


 

Artinya: “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi Nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, Yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah [5]: 46

 

Kitab Injil memuat beberapa ajaran pokok, antara lain:

 

Perintah agar kembali kepada tauhid yang murni

Ajaran yang menyempurnakan kitab Taurat

Ajaran agar hidup sederhana dan menjauhi sifat tamak (rakus)

Pembenaran terhadap kitab-kitab yang datang sebelumnya.

 

 

4. Kitab al-Qur’an

Kitab suci al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dijadikan petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab. Sebagaimana firman Allah

QS. Al Furqan Ayat 1


Artinya: “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan [25]: 1)

 

v Secara keseluruhan, isi al-Qur’an meliputi hal-hal berikut:

1.     Pembahasan mengenai prinsip-prinsip akidah (keimanan)

2.     Pembahasan yang mengangkat prinsip-prinsip ibadah

3.     Pembahasan yang berkenaan dengan prinsip-prinsip syariat

 

v Kedudukan-kedudukan al-Qur’an antara lain:

1.     Sebagai wahyu Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw

2.     Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw

3.     Sebagai pedoman hidup manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat

4.     Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam

 

v Fungsi

1.     Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi

2.     Untuk membangun kehidupan bermasyarakat

3.     Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara

 

C.                          Hikmah

1.     Meningkatkan keimanan kepada Allah swt yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya.

2.     Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci

3.     Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang dalam kitab suci

4.     Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat

5.     Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya

 

                                        D. Contoh Penerapan

1. Ada banyak cara untuk beriman terhadap kita-kitab suci Allah, diantaranya :

1)    Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah

2)    Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan para nabi dan rasul

 

2. Beriman kepada al-Qur’an. Caranya adalah :

1)    Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad saw

2)    Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit pun

3)    Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan al-Qur’an

4)    Mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari

 

referensi : Buku Pendidikan Agama Islam 2013 Kelas XI Semester Genap

Rabu, 22 Juli 2020

PAI KELAS X- Asma'ul Husna (BAB 1)

BAB 1

ASMAUL HUSNA




 

A.   Pengertian Asmaul Husna

     Secara bahasa, Asma'ul Husna berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari "asma" yaitu  nama-nama, dan "al husna" yaitu baik, bagus, dan indah. Secara istilah, Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik, bagus, dan indah.

   Q.S. Al-A’raf ayat 180 menjelaskan bahwa pemilik Asma'ul Husna adalah Allah. Di dalamnya terkandung sifat kemahasempurnaan Allah sebagai Khalik. Kita dianjurkan untuk menyebut nama-Nya ketika akan berdoa karena dengan menyebut Asma'ul Husna itu artinya kita memuji kemahasempurnaan Allah. 

  Asmaul husna berjumlah 99. Jumlah ini bukan pembatasan terhadap sifat kemahasempurnaan Allah, melainkan sebuah bilangan yang mempermudah kita untuk menghafalkannya, kemudian menjaganya, dan mengamalkannya, maka Allah akan menjamin kita masuk surga.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis:

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi Muhammad saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya(menjaganya), maka ia akan masuk surga." (H.R. Al-Bukhari: 2531 dan Muslim: 4836)

Artinya: Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. al-A’raf/7 : 180)Allah memerintahkan kita untuk berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya, sebelum kita utarakan permintaan kita. Allah SWT adalah Zat Yang Mahasempurna, meliputi zat dan sifat-Nya, sifat-sifat Allah yang Maha sempurna terdapat dalam Asmaul Husna yang tercantum dalam kitab suci Al-Quran.

Contoh beberapa Asmaul Husna :

 

B.     Menghayati Makna Tujuh Asma'ul Husna

1.         Al Karim (Mahamulia)

Kemuliaan Allah terdapat dalam sifat-sifat kemahasempurnaan-Nya, seperti Allah Maha Pengasih yang tak pernah pilih Kasih, Allah Mah Penyayang yang rasa sayangnya tak terbilang, Allah Maha Pemberi Rezeki yang tak pernah pamrih, dan lain sebagainya. Artinya: Maka Mahatinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia. (Q.S. al-Mukminum/23: 116)

o    Dalil Naqli : 

§  Al Infithar : 7

§  An Naml : 40

o    Arti menurut :

§  Al-Azhari rahimahullah : dzat yang sangat banyak memiliki kebaikan, amat pemurah, pemberi nikmat dan keutamaan.

§  Ibnu Taimiyah rahimahullah : kedermawanan, kemuliaan dan keluhuran serta kelembutan dan memberi kebaikan.

§  Ibnul Qayyim rahimahullah : dzat yang suka memberi kebaikan yang banyak dengan amat mudah dan gampang.

o    Dengan memahami Al Karim akan menumbuhkan sifat-sifat :

§  menanamkan sifat mulia

§  menanamkan sifat pemurah

§  menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT

§  wajibnya memuliakan kitab Allah SWT

§  Wajibnya memuliakan malaikat-malaikat Allah SWT

§  Wajibnya mencintai para rasul Allah SWT

§  Menumbuhkan sifat suka memuliakan tetangga dan tamu

§  Menumbuhkan sifat pemaaf

§  Mendorong untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT

 

2.      Al Mu'min (Maha Pemberi Aman)

 Allah adalah satu-satunya Dzat memberi kita keamanan negeri yang patut kita syukuri dengan cara menjaga sikap kita agar bisaa memberikan rasa aman kepada orang lain. Artinya: Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang  Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Q.S. al-Hasyr/59:23)

o    Dalil Naqli : Al Hasyr : 23

o    Sikap perilaku Al Mukmin :

§  Ikhlas dalam setiap yang dilakukan karena Allah SWT'

§  Bersemangat dan tidak putus asa

§  Tidak takut menghadapi cabaran

 

3.      Al Wakil (Maha Melindungi)

Allah memiliki sifat Maha Melindungi dati segala sesuatu yang tidak kita inginkan. Allah adalah satu-satunya zat yang pantas dan harus kita jadikan sandaran dalam hidup. Artinya: (yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, “ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (Q.S. ali-‘Imran/3: 173)

o    Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hamba-Nya tanpa membiarkan apapun terbengkalai.

o    Tidak memerlukan banyak pihak untuk melakukan segala hal bagi-Nya.

o    Allah berdiri sendiri tanpa bergantung pada apapun, sedangkan para rasul dan nabi bukan para wakil-wakilnya.

o    Dalil Naqli : Al An'am :102

4.      Al Matin (Mahakukuh)

Kekuatan Allah tidak ada tandingannya, tidak akan ada siapa pun yang mampu mengalahkan-Nya dan kehendak-Nya tidak akan pernah tergoyahkan oleh siapapun. Artinya: Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kukuh. (Q.S. az-Zariyat/51: 58)

·         Al Matin (Yang Maha Kokoh)

o    Tidak terkalahkan dan tidak tergoyahkan.

o    Dalil Naqli: Adz Dzariyat :58

o    Syarat bersikap al Matin :

§  Iman (mengenal Allah)

§  Al Qur'an (mengamalkan Al Qur'an)

§  Al Hadits (meneladani Rasulullah)

o    Perilaku Al Matin :

§  Selalu beristiqamah

§  Beribadah dengan kesungguhan hati

§  Terus berusaha dan tidak putus asa

§  Bekerja sama dengan orang lain

 

5.      Al Jami' (Maha Mengumpulkan)

Allah Maha Mengumpulkan segala sesuatu dengan sangat mudah, termasuk mengumpulkan manusia kelak di Padang Mahsyar. Artinya: Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya. Sungguh, Allah tidak menyalahi janji. Allah tidak menyalahi janji. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 9)

o    Dalil Naqli : 

§  Saba : 26 

§  Ali Imran : 9

§  An Nisa : 40

 

6.      Al ‘Adl (Mahaadil)

Allah Maha adil dalam memutuskan segala sesuatu. Tidak ada zat yang mampu memengaruhi Allah untuk berbuat adil, termasuk dalam memberi balasan pada hamba-Nya. Artinya: Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah berbangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebijakan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran mereka. (Q.S. Yunus/10: 4)

o    Dalil Naqli : Infithaar : 7

o    Makna Keadilan

§  Sama/Persamaan : QS An Nisa :58

§  Seimbang : QS al Infithar : 7

§  Perhatian terhadap hak hak individu : QS Al An'am : 152

§  Yang dinisbahkan kepada Allah : QS Ali Imran :18

o    Contoh perbuatan Al adlu :

§  Tidak membeda-bedakan sesuatu

§  Memberi tugas dengan adil

§  Dalam menghadapi masalah harus diselesaikan

7.      Al Akhir (Mahaakhir)

Tidak ada zat yang tersisa di dunia ini, kecuali Allah. Dialah yang Mahaakhir, tidak ada zat setelah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Mahakekal dan Abadi di saat semua makhluk ciptaannya hancur dan binasa.  Artinya: Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-Hadid/57: 3)


·         Al Akhir (Yang Maha Akhir)

o    Sifat yang kekal abadi, tidak ada seseuatupun setelah-Nya.

C.    Perilaku yang Mencerminkan Keimanan terhadap Asmaul Husna

1.      Keluhuran Budi

Orang yang yakin bahwa Allah adalah zat yang Mahamulia karena keluhuran dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya, ia akan senantiasa menunjukkan keluhuran budi pekertinya dengan perilaku dan perbuatan yang terpuji dan mulia. Allah tidak akan melihat diri manusia dari jasad atau fisik, tetapi semata karena akhlak dan perbuatan kita yang terpuji dan mulia sebagai wujud dari implementasi nilai takwa.

2.      Kukuh Pendirian

Orang yang yakin Allah Mahakukuh, ia akan mempunyai sikap yang kukuh dalam mempertahankan kebaikan dan kebenaran, tidak akan mudah terpengaruh dengan kondisi dan keadaan lingkungan sekitar yang mengajaknya melakukan hal yang tidak terpuji, dan akan tetap mempertahankan pendiriannya sekukuh keimanannya kepada Allah.

3.      Memiliki Rasa Aman

Orang yang yakin Allah al Mukmin, ia akan selalu bersikap dan berbuat yang bisa memberikan rasa aman kepada siapa saja.

4.      Selalu Tawakal

Orang yang yakin Allah Maha Melindungi, ia akan selalu berserah diri kepada Allah. Sifat ini akan disertai sifat ikhtiar, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh. Serta ketulusan dalam berdoa sehingga apapun hasil yang diusahakannya akan selalu ia yakini sebagai hasil yang terbaik dari Allah.

5.     Bersikap Adil

6.      Semangat dalam Kebaikan

Orang yang yakin bahwa tidak ada yang tersisa di hari kiamat nanti kecuali Allah Yang Mahaakhir dan satu saat Allah Maha Mengumpulkan akan mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar, ia akan selalu punya jiwa semangat untuk senantiasa berbuat kebaikan pada sesama.


e.      Kesimpulan

-       Secara bahasa, Asma'ul Husna berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari "asma" yaitu nama-nama, dan "al husna" yaitu baik, bagus, dan indah. Secara istilah, Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik , bagus, dan indah.

-      Asmaul husna berjumlah 99. Jumlah ini bukan pembatasan terhadap sifat kemahasempurnaan Allah, melainkan sebuah bilangan yang mempermudah kita untuk menghafalkannya, kemudian menjaganya, dan mengamalkannya, maka Allah akan menjamin kita masuk surga.

-       Al Karim artinya Mahamulia, Al Mu’min artinya Maha Pemberi Aman, Al Wakil artinya Maha Melindungi, Al Matin artinya Maha Kukuh, Al Jami’ artinya Maha Mengumpulkan, Al ‘Adl artinya Mahaadil, Al Akhir artinya Mahaakhir.