KHILAFAH,
BAGIAN DARI AJARAN ISLAM
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ,
وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ
نَدِيًّا.
وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ
كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللَّهُمَّ
فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ
رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ
إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،
اُوْصِيْنِيْ
نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
وَإِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً...
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi khalifah…” (TQS
al-Baqarah [2]: 30).
Alhamdulillah, di hari yang mulia ini kita dikumpulkan
oleh Allah di tempat yang dimuliakan oleh Allah bersama-sama dengan orang-orang
yang insyaalllah mulia di hadapan Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Pertama dan paling utama, mari kita tingkatkan ketakwaan
kita kepada Allah. Semakin habis umur kita, semakin baik ketaatan kita kepada
Allah dan Rasul-Nya.
Jamaah Jumah Rahimakumullah,
Apa yang ada di
benak Anda ketika mendengar ada orang yang memperingatkan bahaya khilafahisme?
Anda termasuk yang terpengaruh atau Anda
justru marah kepada orang yang mengatakan itu. Atau Anda termasuk yang tidak
mengerti istilah itu.
Perlu Anda tahu, ini ada istilah baru. Kalimat
khilafahisme diucapkan oleh seorang kafir. Tidak mungkin dia mengatakan itu
dengan maksud baik. Sebaliknya, pasti bermaksud buruk, karena dia menganggap
itu sebagai bahaya.
Jamaah Jumah Rahimakumullah,
Sebagian kaum Muslim terpengaruh itu, dan ikut-ikutan
membenci. Sebagian lain berusaha meyakinkan bahwa khilafah bukan ajaran Islam.
Mereka berusaha menghilangkan konsep khilafah ini dari khazanah Islam.
Padahal, khilafah sesungguhnya bukanlah istilah asing
dalam khasanah keilmuwan Islam. Wahbah az-Zuhaili menyebut, “Khilafah, Imamah
Kubra dan Imarah al-Mu’minin merupakan istilah-istilah yang sinonim dengan
makna yang sama.” Ini dimuat di bukunya berjudul: Al-Fiqh al-Islâmi wa
Adillatuhu, 9/881.
Demikian pula Dr. Mahmud al-Khalidi (1983), menulis:
“Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum Muslim di dunia untuk
menerapkan syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.” Ini
termuat dalam karyanya: Qawâ’id Nizhâm al-Hukm fî al-Islâm, hlm. 226.
Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam sebagaimana
shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya. Apalagi menegakkan Khilafah adalah
wajib menurut syariah Islam. Bahkan Khilafah merupakan “tâj al-furûd (mahkota
kewajiban)”. Pasalnya, tanpa Khilafah—sebagaimana saat ini—sebagian besar
syariah Islam di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, pemerintahan, politik,
politik luar negeri, hukum/peradilan, dsb terabaikan. Di bidang pendidikan,
misalnya, negara menerapkan sistem pendidikan sekuler. Di bidang ekonomi,
negara menerapkan sistem ekonomi kapitalisme-neoliberal. Di bidang sosial,
negara mengadopsi HAM Barat sehingga zina dan LGBT dibiarkan dan tidak dianggap
kriminal.
Jamaah Jumah Rahimakumullah,
Orang yang mau membaca sejarah dan membuka kitab-kitab
para ulama muktabar, sangat mudah menemukan pembahasan tentang khilafah.
Dalilnya pun jelas. Apakah itu yang kita bisa dapatkan di Alquran, hadits, ijma
sahabat, maupun qiyas.
Di dalam Al Quran Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً...
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi khalifah…” (TQS
al-Baqarah [2]: 30).
Saat menafsirkan ayat di atas, Imam al-Qurthubi
menyatakan bahwa wajib atas kaum Muslim untuk mengangkat seorang imam atau
khalifah. Ia lalu menegaskan, “Tidak ada perbedaan pendapat mengenai
kewajiban (mengangkat khalifah) tersebut di kalangan umat dan para imam mazhab;
kecuali pendapat yang diriwayatkan dari al-‘Asham (yang tuli terhadap syariah,
red.) dan siapa saja yang berpendapat dengan pendapatnya serta mengikuti
pendapat dan mazhabnya.” (Al-Qurthubi, Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, 1/264).
Jamaah Jumah Rahimakumullah,
Berkait dengan kewajiban kita mengangkat pemimpin umat
ini Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ مَاتَ وَ
لَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً
“Siapa saja yang mati, sedangkan di lehernya tidak ada
baiat (kepada imam/khalifah), maka ia mati jahiliah.” (HR
Muslim).
Berdasarkan hadits tersebut, menurut Syaikh
ad-Dumaiji, mengangkat seorang imam (khalifah) hukumnya wajib (Ad-Dumaiji,
Al-Imâmah al-‘Uzhma ‘inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah, hlm. 49).
Lebih dari itu, Rasulullah SAW menegaskan bahwa
imam/khalifah atas kaum Muslim sedunia tidak boleh berbilang:
إِذَا بُوْيِعَ
لِخَلِيْفَتَيْنِ فَاقْتُلُوا الآخِرَ مِنْهُمَا
“Jika dibaiat dua orang khalifah maka perangilah yang
terakhir dari keduanya.” (HR Muslim).
Inilah sebagian dalil kewajiban kaum Muslim
mengangatkan seorang khalifah, sebagaimana dulu kita memiliki Khalifah Abu
Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Utsman, Khalifah Ali, Khalifah Umar bin Abdul
Azis, Khalifah Harun Al Rasyid dan lainnya. Mereka semua memerintah berdasarkan
kitabullah dan sunnah Rasul, bukan berdasarkan yang lain.
Akhirnya, semoga kita semua menjadi bagian dari umat
Islam yang senantiasa bersabar menghadapi makar musuh-musuh Islam dan istiqamah
memperjuangkan agama Allah ini tegak di muka bumi. Jangan sampai Anda membenci
sistem pemerintahan Islam yang dulu ditegakkan oleh para penerus Rasulullah SAW
ini.
[]
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِن الآيَةِ
وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ
العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah
II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِالْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
0 komentar:
Posting Komentar